Selasa, 28 Desember 2010

aku sayang dia

 
saat indah yg kulalui bersamamu
melukiskan kisah cinta di dalam lubuk hati
terbuai nafas cinta yg kau hembuskan
sampai mati pun ku takkan bisa melupakanmu
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
*dan bila waktuku akan mungkin penuhi janji itu
ku serahkan padamu apapun yg ku mampu

i l o v e u, i love you
i m i s s u, i miss you

oh baby don’t you know how much i love you
oh baby don’t you know how much i miss you
...oh baby don’t you know it’s true

oh baby don’t you know how much i need you
oh baby don’t you know how much i want you
oh baby don’t you know it’s true

i n e e d u, i need you
i w a n t u, i want you
♥ ♥

Jumat, 24 Desember 2010

kota daeng



Wotu di tengah (klik untuk memperbesar)
Jika anda mengetahui bahwa Wotu adalah nama sebuah daerah berupa kecamatan yang ada di Kabupaten Luwu Timur, Propinsi Sulawesi Selatan, ternyata memiliki bahasa tersendiri dalam berkomunikasi dengan warga lainnya, yaitu Bahasa Wotu.
Wotu merupakan daerah yang di dalam Cerita La Galigo (La Galigo adalah epik terpanjang dunia. Ianya wujud sebelum epik Mahabharata. Ianya mengandungi sebahagian besar puisi ditulis dalam bahasa bugis lama-Wikipedia), menjadi pusat turunnya Tomanurung, Orang pertama di Kerajaan Luwu, yang pada akhirnya pusat pemerintahan Kerajaan Luwu berpindah ke Kota Palopo. Di Wotu sendiri ada Macoa Bawalipu, atau Saudara Tua Raja Luwu yang tinggal di Wotu.
Orang-orang memperkirakan bahwa Bahasa Wotu merupakan cikal bakal dari bahasa-bahasa yang ada di Nusantara ini, seperti bahasa bugis dan bahasa-bahasa lainnya yang berada di daerah sekitar Asia Tenggara. Bahasa Wotu memang beberapa ada kemiripan dengan Bahasa Bugis, Makassar, Bahasa Toraja, ataupun bahasa Tomona di Daerah Sulawesi Tengah, maupun bahasa di beberapa daerah lain karena kedekatan geografis daerah dan asal-usul bahasa-bahasa mereka juga diceritakan oleh orang-orang tua berasal dari Wotu.

Update : seperti yang saya tulis di posting saya di sini bahwa kemiripan bahasa Tagalog dan bahasa-bahasa di Philipina dengan Bahasa Wotu juga ada, seperti kata untuk menyebutkan ayah= ama dan ibu-ina.
Seperti kita melihat bahasa Wotu dianalogikan dengan keadaan seperti hidung dalam bahasa Wotu adalah ango, untuk menyebutkan angka satu, dua, tiga, dan empat itu menggunakan ango, karena ketika berbicara hanya sampai 4 lubang hidung yang ada. Selain itu ada 4 orang mula ito’e yg bersaudara yg pertama-tama menginjakkan kakinya di Luwu yaitu. Berikut beberapa angka dalam bahasa Wotu :
Satu : sango
Dua : duango
Tiga : taloango
Empat : patango
Lima : alima
Enam :ana
Tujuh : pitu
Delapan :walu
Sembilan : sassio
Sepuluh : sapuluh
seribu : sangsou
seratus : satu
Itu beberapa sejarah munculkan kata-kata dalam bahasa Wotu yang bisa menjadi salah satu alasan bahwa Bahasa Wotu merupakan bahasa asli yang langsung dari orang yang pertama menggunakan bahasa.
Kemiripan bahasa terlihat dari beberapa kata, seperti angka tiga yang di beberapa daerah menggunakan kata Tellu, Tallu, Talo yang dipakai di Jawa, Sunda, bahasa Tagalog, dan sekitarnya. Atau Tujuh dengan kata pitu.
Beberapa bukti keaslian bahasa ini juga adalah tidak adanya huruf mati dalam setiap kata dalam Bahasa Wotu ini, bisa dilihat di Kamus Bahasa Wotu Singkat di bagian bawah. Jika ingin mengetahui lebih dalam ada buku Morfologi dan Sintaksis Bahasa Wotu dikarang oleh JS Sande (saya juga belum baca ).
Orang Wotu beranggapan bahwa jika dia orang Wotu berarti dia tau berbahasa Wotu. Memang begitulah idealnya namun sebagian juga ternyata sudah berevolusi dengan bahasa Indonesia, sehingga lambat laun bahasa ini akan menghilang jika tidak dilestarikan.
Barangkali keadaan yang memaksa kita untuk tidak lagi menguasai bahasa itu dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Asimilasi kita dengan bahasa-bahasa lain sehingga melupakan identitas bahasa ibu kita.
Kita bisa merasakan bahwa perlunya bahasa daerah ketika sedang keluar dari daerah asal, sehingga kita baru mengingat kembali perlunya mengetahui bahasa dan sejarah daerah kita kembali. Jadi teringat Lagu “Makassar Bisa Tonji” yang berisi kritikan terhadap orang yang sudah melupakan bahasa asli Makassarnya karena berlogat
Kamus Bahasa Wotu
=Keluarga=
Ayah : ama
Ibu : ina
Siapa : sema
Om/tante : uwak
Sepupu sekali : topisa
Sepupu dua kali : topenrua
Cucu : anopu
orang tua : tumattua
=arti=
Dibakar api : kande api
berjalan : molanga
buang air besar : tottai/mojamba
jalan : dala
jatuh: boto
Kulit : uli
Nama : sanga
mengatakan : motae
adik : andri
menikah : siala
kakak : kaka
bulan : ula
duduk : tumongko
Turungnga : sungai
lari : cere
jelek : kadake
baik : kaballo
bersamalah= suranga ta
laut : tasi
berkerut : si kapurru
pantat : tambe
kepala : ba
tangan : jari
manis : macanni
kaki : aje
sepotong : sapale
Turun : mono
mendengkur : manggoro
Bertemu : siruntu/sintomu
Naik : mene
Timba : Pattenru
Perahu : lemba
mencuri : minnau
Ikan : bete
Tidur : maturu
bangun : tumongko
rokok : tole
rumah : wanua
bersama : suranga
baju : badu
celana : sularra
memanjat : mennea
kelapa : kaluku
melawan : mangewa
lawan : bali
teman : ranga
terbang : molao
sama panjang : sumanrate
orang : ito
potong ayam : sumbele manu
jauh : marido
menangis : tomangi/karra
sekumpulan : sipuluanna
dibuang : ibana
tenda : semba
parang : ambera
rambut :luwa
kurang ajar : kurayya
gila : ombe
durian : tampia
pisang : punti
air : uwe
air panas : pinane
panas : mapane
jangan : billi
sayur : buaju
aku : iyau
tiang : patotto
memasukkan : palopo
dingin : madingngi
membeli : mangali
menjual : mobalu
di dalam : ilara
di luar : isalua
diam : makko
beras : barra
merah : maeja
hitam : maeta
kuning : maunni
gunung : bulu
hidung : ango
gula merah : golla eja
perempuan : bawine
laki2 : muwane
besar : oge
kecil : bacici
anak2 : ngana2
patah : pale/polo
sumur : bubung
berbaris : barisi
tiga ekor : tallu mba
hujan : uda
bambu : salolo
kuburan : kaburru
tidak tau : edo sani
Allah ta ala : Pungga Taala
tertua : macoa
pertemuan : pentomua
sagu : tabaro
tidak mau : cia
marah : cai
kebun : bilassa
hidup : tuwo
bantal guling : kanggulu
kelambu : boco
pasar : posarra
pipis : tole
tersangkut : sappe
mandi : mandriu
ikan kering : bete kossi
sarung : lipa
= Dialog =
Mau pergi mana ? : Mai pasi?
Siapa namamu? : Sema sangata/sangamu?
Kabar baik : Kareba Kaballo ba.
Saya mau mandi : iyau melu mandriu
Jangan mau diganggu orang : Edo melo lagarrui itoe
Tidak juga kamu : Edo dua io
Turun ke sungai : mono turungnga
Jangan ribut : billi marea
sampai pada waktu : anularatteme wattu u
Bias Bahasa (terinspirasi postingan teman saya di sini)
Dalam bahasa Wotu juga dikenal kata yang berhomofon yaitu tole yang artinya bisa buang air kecil (pipis) atau merokok, tergantung konteks kalimatnya. Jadi ketika kita ngomong “mipa tole” ada 2 kemungkinan pergi (lagi) merokok atau pergi (lagi) buang air kecil
Ketika orang Wotu berkata “edo sani” bukan berarti menyebutkan pasangan Edo dan Sani, tapi mengatakan bahwa tidak tau. Bagaimana jika kata itu dikatakan kepada orang-orang yang tidak tahu berbahasa Wotu.
Kalau orang Wotu berada di antara orang Minang, trus dia berkata “uda untuk mengatakan hujan, ternyata bukan untuk memanggil paman dalam artian berbahasa Padang.
Kata Marido dalam bahasa wotu adalah jauh, sedang dalam bahasa Arab : sakit (bagi wanita)
Demikianlah bahasa ibu, bahasa yang harus tetap dipertahankan untuk tidak hanya menjadi catatan sejarah, tapi merupakan identitas yang maha luhur.


Sinopsis Tari Sumajo Luwu

OLEH M.AMIN WAHID

Pemain Sumajo ini ,dimainkan minimal tiga orang dan boleh lebih sesuai dengan kebutuhan tetapi jumlahnya harus ganjil. Yang boleh menjadi pemain sumajo adalah mereka yang turunannya berasal dari para pemangku adapt/ yang pernah menjadi pemangku hadat ( TOMENGKENI). Sebelum mereka tampil (sumajo) maka mereka disiapkan pada suatu tempat dengan posisi sebagai berikut:
-          Duduk sambil kaki kiri diduduki,
-          Kaki kanan (lutut) berdiri,
-          Kedua belah tangan mereka kepada bahagian depan dengan kepalan tangan,
-          Mereka duduk bersaf.
Setelah melihat para pemain Kajangki datang yang diikuti dengan komando tabuh/gong,maka secara serentak mereka berdiri sambil menganggukkan kepala pertanda bahwa mereka sudah siap untuk tampil. Sesudah itu mereka berjalan dengan posisi berbanjar dan diikuti oleh pemain kajangki. Setelah tiba tempat dimana mereka akan mempertunjukan Tarian Sumajo, maka pihak penari Sumajo menyusun posisi mereka, sedang para pemain kajangki berada setengah lingkaran, suatu pertanda bahwa penari Sumajo perlu dilindungi. Namun sebelum penari Sumajo muncul dihadapan mereka ada duduk dewan hakim minimal tiga orang yang terdiri dari:
-          MACOA BAWALIPU,
-          MINCARA OGE,
-          ANRE GURU OLITAU/ AND.NANRA.
Setelah pertunjukan Sumajo usai, dengan perintah tubuh mereka kembali ketempat semula, yang diantar oleh pemain Kajangki, dan setelah mereka tiba ditempat, maka pemain kajangki kembali duduk disekitar Dewan Hakim. Dan setelah mereka duduk, Macoa Bawalipu menyampaikan titahnya sebagi berikut:
TAMAKA RANNU PADA MUITAO MOMBORE,   YAKIYA DAA SEDDE KEDO KEDONA SALAH SAITOMU,KEDO KEDO PISA LAWADDI LAITA TOMATABBA, JAJIMAKOKKONI HARUSU MARO MO EJA EJA.
Pada saat Macoa Bawalipu menyampaikan titahnya tersebut maka sarung yang ada ditangannya yang disebut Cinde, dilemparkanlah kepada yang berbuat kesalahan tadi. Setelah yang bersangkutan menerima Cinde tersebut maka dengan rasa ragu dan takut menghadaplah dia ke Dewan Hakim untuk meminta maaf, akan tetapi Dewan Hakim tidak menerimanya, justru yang bersangkutan melakukan Eja-Eja. Eja-Eja adalah merupakan pantun jenaka, dan tidak terikat dengan bahasa, malah kalau pelakonnya bergerak lucu, maka itulah yang sangat diharapkan karena dapt membuat penonton tertawa. Bila yang bersangkutan selesai melakukan eja-eja maka cinde yang ada pada tangannya dapat diberikan kepada siapa saja yang dikehendakinya terkecuali kepada pejabat pemerintah/pemangku hadat dan wanita. Dan apabila yang tersebut juga diberikan maka permainan/tarian dianggap selesai, dan cinde kembali diserahkan kembali kepada Macoa Bawalipu. Cinde adalah selembar kain sarung panjang yang tidak terjahit seperti sarung biasa yang dipegang oleh pemain Eja-Eja pada saat kena giliran. Adapun alat kelengkapan Tarian Sumajo:
    1. Baju Bodo panjang (Baju laru ) warna merah,
    2. Sarung sutra warna putih,
    3. Selendang Warna putih
  1. Memakai sanggul tinggi.
SEKELUMIT NYANYIAN KAJANGKI.
LIPU BULLI NU AMBARO MPORO,
PANGALLE AWAU PANGALLE TO RUMPAU,
IYOBA PO LEMBANGKU,
PANGANA WONRU TUU ITA PANA LIPU,
IYAPO LADI PENNEYA ANANAPO MARAJA,
MO EMBA PATOLA.

Tarian Tradisional Makassar

E-mail Print PDF
tari-pakarenaGriyawisata.com, Tari Pakarena adalah tarian tradisional dari makassar, Indonesia. Tarian Pakarena berawal dari kisah mitos perpisahan penghuni boting langi (negeri kahyangan) dengan penghuni lino (bumi) zaman dulu. Sebelum detik-detik perpisahan, boting langi mengajarkan penghuni lino mengenai tata cara hidup,bercocok tanam, beternak, hingga cara berburu lewat garak-gerakan tangan, badan dan kaki.
Gerakan-gerakan inilah yang kemudian menjadi tarian ritual saat penduduk lino menyampaikan rasa syukurnya kepada penghuni boting langi.
Tari ini sangat enerjik, dengan hingar bingar oleh musik. Tari ini diiringi oleh tarian yang sangat lambat lemah gemulai dari para wanita muda. Dua kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik) mengiringi dua penari.



Tari Paraga, Suku Bugis Makassar

E-mail Print PDF
tariparagoGriyawista.com, Makassar adalah sebuah kota budaya urban yang terbentuk akibat pencampuran beragam budaya, mulai dari budaya suku bugis, suku makassar, suku mandar dan suku toraja. Ke-empat rumpun budaya ini telah berasimilasi dengan beberapa unsur etnis lainnya berinteraksi dan berkomunikasi mewarnai kehidupan masyarakat kota Makassar selama beberapa abad.
Namun, ada salah satu permainan tradisional suku Bugis - Makassar yakni Tari Paraga. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak remaja untuk menunjukkan kepiawaiannya dalam memainkan bola yang terbuat dari rotan. Permainan ini juga untuk menarik perhatian para gadis-gadis remaja. Dalam permainan ini biasanya dimainkan oleh beberapa para remaja, dimana para remaja tersebut memainkan bola rotannya diatas.\


 
 
 

kota daeng



Wotu di tengah (klik untuk memperbesar)
Jika anda mengetahui bahwa Wotu adalah nama sebuah daerah berupa kecamatan yang ada di Kabupaten Luwu Timur, Propinsi Sulawesi Selatan, ternyata memiliki bahasa tersendiri dalam berkomunikasi dengan warga lainnya, yaitu Bahasa Wotu.
Wotu merupakan daerah yang di dalam Cerita La Galigo (La Galigo adalah epik terpanjang dunia. Ianya wujud sebelum epik Mahabharata. Ianya mengandungi sebahagian besar puisi ditulis dalam bahasa bugis lama-Wikipedia), menjadi pusat turunnya Tomanurung, Orang pertama di Kerajaan Luwu, yang pada akhirnya pusat pemerintahan Kerajaan Luwu berpindah ke Kota Palopo. Di Wotu sendiri ada Macoa Bawalipu, atau Saudara Tua Raja Luwu yang tinggal di Wotu.
Orang-orang memperkirakan bahwa Bahasa Wotu merupakan cikal bakal dari bahasa-bahasa yang ada di Nusantara ini, seperti bahasa bugis dan bahasa-bahasa lainnya yang berada di daerah sekitar Asia Tenggara. Bahasa Wotu memang beberapa ada kemiripan dengan Bahasa Bugis, Makassar, Bahasa Toraja, ataupun bahasa Tomona di Daerah Sulawesi Tengah, maupun bahasa di beberapa daerah lain karena kedekatan geografis daerah dan asal-usul bahasa-bahasa mereka juga diceritakan oleh orang-orang tua berasal dari Wotu.

Update : seperti yang saya tulis di posting saya di sini bahwa kemiripan bahasa Tagalog dan bahasa-bahasa di Philipina dengan Bahasa Wotu juga ada, seperti kata untuk menyebutkan ayah= ama dan ibu-ina.
Seperti kita melihat bahasa Wotu dianalogikan dengan keadaan seperti hidung dalam bahasa Wotu adalah ango, untuk menyebutkan angka satu, dua, tiga, dan empat itu menggunakan ango, karena ketika berbicara hanya sampai 4 lubang hidung yang ada. Selain itu ada 4 orang mula ito’e yg bersaudara yg pertama-tama menginjakkan kakinya di Luwu yaitu. Berikut beberapa angka dalam bahasa Wotu :
Satu : sango
Dua : duango
Tiga : taloango
Empat : patango
Lima : alima
Enam :ana
Tujuh : pitu
Delapan :walu
Sembilan : sassio
Sepuluh : sapuluh
seribu : sangsou
seratus : satu
Itu beberapa sejarah munculkan kata-kata dalam bahasa Wotu yang bisa menjadi salah satu alasan bahwa Bahasa Wotu merupakan bahasa asli yang langsung dari orang yang pertama menggunakan bahasa.
Kemiripan bahasa terlihat dari beberapa kata, seperti angka tiga yang di beberapa daerah menggunakan kata Tellu, Tallu, Talo yang dipakai di Jawa, Sunda, bahasa Tagalog, dan sekitarnya. Atau Tujuh dengan kata pitu.
Beberapa bukti keaslian bahasa ini juga adalah tidak adanya huruf mati dalam setiap kata dalam Bahasa Wotu ini, bisa dilihat di Kamus Bahasa Wotu Singkat di bagian bawah. Jika ingin mengetahui lebih dalam ada buku Morfologi dan Sintaksis Bahasa Wotu dikarang oleh JS Sande (saya juga belum baca ).
Orang Wotu beranggapan bahwa jika dia orang Wotu berarti dia tau berbahasa Wotu. Memang begitulah idealnya namun sebagian juga ternyata sudah berevolusi dengan bahasa Indonesia, sehingga lambat laun bahasa ini akan menghilang jika tidak dilestarikan.
Barangkali keadaan yang memaksa kita untuk tidak lagi menguasai bahasa itu dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Asimilasi kita dengan bahasa-bahasa lain sehingga melupakan identitas bahasa ibu kita.
Kita bisa merasakan bahwa perlunya bahasa daerah ketika sedang keluar dari daerah asal, sehingga kita baru mengingat kembali perlunya mengetahui bahasa dan sejarah daerah kita kembali. Jadi teringat Lagu “Makassar Bisa Tonji” yang berisi kritikan terhadap orang yang sudah melupakan bahasa asli Makassarnya karena berlogat
Kamus Bahasa Wotu
=Keluarga=
Ayah : ama
Ibu : ina
Siapa : sema
Om/tante : uwak
Sepupu sekali : topisa
Sepupu dua kali : topenrua
Cucu : anopu
orang tua : tumattua
=arti=
Dibakar api : kande api
berjalan : molanga
buang air besar : tottai/mojamba
jalan : dala
jatuh: boto
Kulit : uli
Nama : sanga
mengatakan : motae
adik : andri
menikah : siala
kakak : kaka
bulan : ula
duduk : tumongko
Turungnga : sungai
lari : cere
jelek : kadake
baik : kaballo
bersamalah= suranga ta
laut : tasi
berkerut : si kapurru
pantat : tambe
kepala : ba
tangan : jari
manis : macanni
kaki : aje
sepotong : sapale
Turun : mono
mendengkur : manggoro
Bertemu : siruntu/sintomu
Naik : mene
Timba : Pattenru
Perahu : lemba
mencuri : minnau
Ikan : bete
Tidur : maturu
bangun : tumongko
rokok : tole
rumah : wanua
bersama : suranga
baju : badu
celana : sularra
memanjat : mennea
kelapa : kaluku
melawan : mangewa
lawan : bali
teman : ranga
terbang : molao
sama panjang : sumanrate
orang : ito
potong ayam : sumbele manu
jauh : marido
menangis : tomangi/karra
sekumpulan : sipuluanna
dibuang : ibana
tenda : semba
parang : ambera
rambut :luwa
kurang ajar : kurayya
gila : ombe
durian : tampia
pisang : punti
air : uwe
air panas : pinane
panas : mapane
jangan : billi
sayur : buaju
aku : iyau
tiang : patotto
memasukkan : palopo
dingin : madingngi
membeli : mangali
menjual : mobalu
di dalam : ilara
di luar : isalua
diam : makko
beras : barra
merah : maeja
hitam : maeta
kuning : maunni
gunung : bulu
hidung : ango
gula merah : golla eja
perempuan : bawine
laki2 : muwane
besar : oge
kecil : bacici
anak2 : ngana2
patah : pale/polo
sumur : bubung
berbaris : barisi
tiga ekor : tallu mba
hujan : uda
bambu : salolo
kuburan : kaburru
tidak tau : edo sani
Allah ta ala : Pungga Taala
tertua : macoa
pertemuan : pentomua
sagu : tabaro
tidak mau : cia
marah : cai
kebun : bilassa
hidup : tuwo
bantal guling : kanggulu
kelambu : boco
pasar : posarra
pipis : tole
tersangkut : sappe
mandi : mandriu
ikan kering : bete kossi
sarung : lipa
= Dialog =
Mau pergi mana ? : Mai pasi?
Siapa namamu? : Sema sangata/sangamu?
Kabar baik : Kareba Kaballo ba.
Saya mau mandi : iyau melu mandriu
Jangan mau diganggu orang : Edo melo lagarrui itoe
Tidak juga kamu : Edo dua io
Turun ke sungai : mono turungnga
Jangan ribut : billi marea
sampai pada waktu : anularatteme wattu u
Bias Bahasa (terinspirasi postingan teman saya di sini)
Dalam bahasa Wotu juga dikenal kata yang berhomofon yaitu tole yang artinya bisa buang air kecil (pipis) atau merokok, tergantung konteks kalimatnya. Jadi ketika kita ngomong “mipa tole” ada 2 kemungkinan pergi (lagi) merokok atau pergi (lagi) buang air kecil
Ketika orang Wotu berkata “edo sani” bukan berarti menyebutkan pasangan Edo dan Sani, tapi mengatakan bahwa tidak tau. Bagaimana jika kata itu dikatakan kepada orang-orang yang tidak tahu berbahasa Wotu.
Kalau orang Wotu berada di antara orang Minang, trus dia berkata “uda untuk mengatakan hujan, ternyata bukan untuk memanggil paman dalam artian berbahasa Padang.
Kata Marido dalam bahasa wotu adalah jauh, sedang dalam bahasa Arab : sakit (bagi wanita)
Demikianlah bahasa ibu, bahasa yang harus tetap dipertahankan untuk tidak hanya menjadi catatan sejarah, tapi merupakan identitas yang maha luhur.


Sinopsis Tari Sumajo Luwu

OLEH M.AMIN WAHID

Pemain Sumajo ini ,dimainkan minimal tiga orang dan boleh lebih sesuai dengan kebutuhan tetapi jumlahnya harus ganjil. Yang boleh menjadi pemain sumajo adalah mereka yang turunannya berasal dari para pemangku adapt/ yang pernah menjadi pemangku hadat ( TOMENGKENI). Sebelum mereka tampil (sumajo) maka mereka disiapkan pada suatu tempat dengan posisi sebagai berikut:
-          Duduk sambil kaki kiri diduduki,
-          Kaki kanan (lutut) berdiri,
-          Kedua belah tangan mereka kepada bahagian depan dengan kepalan tangan,
-          Mereka duduk bersaf.
Setelah melihat para pemain Kajangki datang yang diikuti dengan komando tabuh/gong,maka secara serentak mereka berdiri sambil menganggukkan kepala pertanda bahwa mereka sudah siap untuk tampil. Sesudah itu mereka berjalan dengan posisi berbanjar dan diikuti oleh pemain kajangki. Setelah tiba tempat dimana mereka akan mempertunjukan Tarian Sumajo, maka pihak penari Sumajo menyusun posisi mereka, sedang para pemain kajangki berada setengah lingkaran, suatu pertanda bahwa penari Sumajo perlu dilindungi. Namun sebelum penari Sumajo muncul dihadapan mereka ada duduk dewan hakim minimal tiga orang yang terdiri dari:
-          MACOA BAWALIPU,
-          MINCARA OGE,
-          ANRE GURU OLITAU/ AND.NANRA.
Setelah pertunjukan Sumajo usai, dengan perintah tubuh mereka kembali ketempat semula, yang diantar oleh pemain Kajangki, dan setelah mereka tiba ditempat, maka pemain kajangki kembali duduk disekitar Dewan Hakim. Dan setelah mereka duduk, Macoa Bawalipu menyampaikan titahnya sebagi berikut:
TAMAKA RANNU PADA MUITAO MOMBORE,   YAKIYA DAA SEDDE KEDO KEDONA SALAH SAITOMU,KEDO KEDO PISA LAWADDI LAITA TOMATABBA, JAJIMAKOKKONI HARUSU MARO MO EJA EJA.
Pada saat Macoa Bawalipu menyampaikan titahnya tersebut maka sarung yang ada ditangannya yang disebut Cinde, dilemparkanlah kepada yang berbuat kesalahan tadi. Setelah yang bersangkutan menerima Cinde tersebut maka dengan rasa ragu dan takut menghadaplah dia ke Dewan Hakim untuk meminta maaf, akan tetapi Dewan Hakim tidak menerimanya, justru yang bersangkutan melakukan Eja-Eja. Eja-Eja adalah merupakan pantun jenaka, dan tidak terikat dengan bahasa, malah kalau pelakonnya bergerak lucu, maka itulah yang sangat diharapkan karena dapt membuat penonton tertawa. Bila yang bersangkutan selesai melakukan eja-eja maka cinde yang ada pada tangannya dapat diberikan kepada siapa saja yang dikehendakinya terkecuali kepada pejabat pemerintah/pemangku hadat dan wanita. Dan apabila yang tersebut juga diberikan maka permainan/tarian dianggap selesai, dan cinde kembali diserahkan kembali kepada Macoa Bawalipu. Cinde adalah selembar kain sarung panjang yang tidak terjahit seperti sarung biasa yang dipegang oleh pemain Eja-Eja pada saat kena giliran. Adapun alat kelengkapan Tarian Sumajo:
    1. Baju Bodo panjang (Baju laru ) warna merah,
    2. Sarung sutra warna putih,
    3. Selendang Warna putih
  1. Memakai sanggul tinggi.
SEKELUMIT NYANYIAN KAJANGKI.
LIPU BULLI NU AMBARO MPORO,
PANGALLE AWAU PANGALLE TO RUMPAU,
IYOBA PO LEMBANGKU,
PANGANA WONRU TUU ITA PANA LIPU,
IYAPO LADI PENNEYA ANANAPO MARAJA,
MO EMBA PATOLA.

Tarian Tradisional Makassar

E-mail Print PDF
tari-pakarenaGriyawisata.com, Tari Pakarena adalah tarian tradisional dari makassar, Indonesia. Tarian Pakarena berawal dari kisah mitos perpisahan penghuni boting langi (negeri kahyangan) dengan penghuni lino (bumi) zaman dulu. Sebelum detik-detik perpisahan, boting langi mengajarkan penghuni lino mengenai tata cara hidup,bercocok tanam, beternak, hingga cara berburu lewat garak-gerakan tangan, badan dan kaki.
Gerakan-gerakan inilah yang kemudian menjadi tarian ritual saat penduduk lino menyampaikan rasa syukurnya kepada penghuni boting langi.
Tari ini sangat enerjik, dengan hingar bingar oleh musik. Tari ini diiringi oleh tarian yang sangat lambat lemah gemulai dari para wanita muda. Dua kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik) mengiringi dua penari.



Tari Paraga, Suku Bugis Makassar

E-mail Print PDF
tariparagoGriyawista.com, Makassar adalah sebuah kota budaya urban yang terbentuk akibat pencampuran beragam budaya, mulai dari budaya suku bugis, suku makassar, suku mandar dan suku toraja. Ke-empat rumpun budaya ini telah berasimilasi dengan beberapa unsur etnis lainnya berinteraksi dan berkomunikasi mewarnai kehidupan masyarakat kota Makassar selama beberapa abad.
Namun, ada salah satu permainan tradisional suku Bugis - Makassar yakni Tari Paraga. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak remaja untuk menunjukkan kepiawaiannya dalam memainkan bola yang terbuat dari rotan. Permainan ini juga untuk menarik perhatian para gadis-gadis remaja. Dalam permainan ini biasanya dimainkan oleh beberapa para remaja, dimana para remaja tersebut memainkan bola rotannya diatas.\


 
 
 

mappareppa

Asal-Usul Keluarg

Asal Usul Dajjal

anya: Dajjal adalah seorang manusia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau apajua makhluk lain selain ia sebagai manusia yg ditangguhkan ajalnya “MinalMunzharin” seperti halnya Nabi Isa as yg di angkat oleh Allah swt ke ataslangit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau nantinya turun semula keatas muka bumi ini lalu beliau akan mati dan di kuburkan di Madinah AlMunawwarah. Sama juga halnya dgn Iblis yg di tangguhkan kematiannya sehinggakiamat nanti.
Dajjal; ayahnya seorang yg tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti Paruh burung.Sedangkan Ibunya pula seorang perempuan gemuk dan banyak dagingnya. MenurutImam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahawa asal keturunan bapanya ialahseorang Dukun Yahudi yg di kenali dgn “syaqq” manakala ibunya adalah daribangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman as dan mempunyai hubungan denganmakhluk halus. Lalu oleh Nabi Sulaiman ia akhirnya ditangkap dan dimasukkanke dalam penjara. Walau bagaimanapun kelahiran dan kehidupan masa keciltidak diketahui dgn jelas.

Sifat Badannya:
Hadis Huzaifah r.a katanya: Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Dajjal ialah orang yang buta matanyasebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta dia mempunyai Syurga danNeraka. Nerakanya itu merupakan Syurga dan Syurganya pula ialah Neraka(Hadis Sahih Muslim)
Ada beberapa ciri perawakan Dajjal yg disebutkan dalam Hadis Rasulullahsaw, diantaranya:
Seorang yg kelihatannya masih muda;Berbadan Besar dan agak kemerah-merahan;Rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari belakang seolah-olah dahankayu yg rimbun.
Dan tandanya yg paling ketara sekali ada duaertama: Buta mata kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yg kecut,manakala mata kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-keliplaksana bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat.Kedua: Tertulis didahinya tulisan “Kafir (Kaf-Fa-Ra)”. Tulisan ini dapatdibaca oleh setiap org Islam, sama ada ia pandai membaca atau tidak.Mengikut hadis riwayat At-Thabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diriDajjal setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tandayg terakhir ini belum ada pada dirinya.
Tempat Tinggalnya Sekarang:
Menurut riwayat yg sahih yg disebutkan dlm kitab “Shahih Muslim”, bahawaDajjal itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di sebuah pulau danditunggu oleh seekor binatang yg bernama “Al-Jassasah”. Terdapat hadis mengenainya.. (tetapi terlalu panjang utk ditulis.. andaboleh membaca terus dari buku). Daripada Hadis ini jelaslah bagi kita bahawaDajjal itu telah ada dan ia menunggu masa yg diizinkan oleh Allah swt utkkeluar menjelajah permukaan bumi ini dan tempat “transitnya” itu ialah disebelah Timur bukan di Barat.
Berapa lama ia akan hidup setelah kemunculannya:
Dajjal akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini, selamaempat puluh hari sahaja. Namun begitu, hari pertamanya adalah sama dgnsetahun dan hari kedua sama dengan sebulan dan ketiga sama dengan satuminggu dan hari-hari baki lagi sama seperti hari-hari biasa. Jadikeseluruhan masa Dajjal membuat fitnah dan kerosakan itu ialah 14 bulan dan14 hari. Dalam Hadis riwayat Muslim ada disebutkan:
Kami bertanya: “Wahai Rasulullah! Berapa lamakah ia akan tinggal di mukabumi ini? Nabi saw, menjawab: Ia akan tinggal selama empat puluh hari. Hariyg pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hariketiga seperti seminggu. Kemudian hari yg masih tinggal lagi (iaitu 37hari) adalah sama seperti hari kamu yg biasa.Lalu kami bertanya lagi: Wahai Rasulullah saw! Di hari yg panjang sepertisetahun itu, apakah cukup bagi kami hanya sembahyang sehari sahaja (iaitu 5waktu sahaja). Nabi saw menjawab: Tidak cukup. Kamu mesti mengira hari itudgn menentukan kadar yg bersesuaian bagi setiap sembahyang..”
Maksud Sabdaan Rasulullah saw, ini ialah supaya kita mengira jam yg berlalu pada hari itu. Bukan mengikut perjalanan matahari seperti biasanya kitalakukan. Misalnya sudah berlalu tujuh jam selepas sembahyang Subuh pada hariitu maka masuklah waktu sembahyang Zohor, maka hendaklah kita sembahyangZohor, dan apabila ia telah berlalu selepas sembahyang Zohor itu tiga jamsetengah misalnya, maka masuklah waktu Asar, maka wajib kita sembahyang AsarBegitulah seterusnya waktu Sembahyang Maghrib, Isyak dan Subuh seterusnyahingga habis hari yg panjang itu sama panjangnya dgn masa satu tahun danbilangan sembahyang pun pada sehari itu sebanyak bilangan sembahyang setahunyg kita lakukan. Begitu juga pada hari Kedua dan ketiga.
Fitnah Dajjal:
Dajjal telah diberi peluang oleh Allah swt utk menguji umat ini. Oleh keranaitu, Allah memberikan kepadanya beberapa kemampuan yg luar biasa. Di antarakemampuan Dajjal ialah:
1. Segala kesenangan hidup akan ada bersama dengannya. Benda-benda beku akanmematuhinya.Sebelum kedatangan Dajjal, dunia Islam akan diuji dahulu oleh Allah dgnkemarau panjang selama 3 tahun berturut-turut. Pada tahun pertama hujan akankurang sepertiga dari biasa dan pada tahun kedua akan kurang 2/3 dari biasadan tahun ketiga hujan tidak akan turun langsung. Umat akan dilandakebuluran dan kekeringan. Di saat itu Dajjal akan muncul membawa ujian. Makadaerah mana yg percaya Dajjal itu Tuhan, ia akan berkata pada awan: Hujanlahkamu di daerah ini! Lalu hujan pun turunlah dan bumi menjadi subur. Begitujuga ekonomi, perdagangan akan menjadi makmur dan stabil pada org ygbersekutu dgn Dajjal. Manakala penduduk yg tidak mahu bersukutu dgn Dajjal..mereka akan tetap berada dlm kebuluran dan kesusahan.
Dan ada diriwayatkanpenyokong Dajjal akan memiliki segunung roti (makanan) sedangkan org ygtidak percaya dengannya berada dalam kelaparan dan kebuluran.
Dalam hal ini, para sahabat Rasullullah s.a.w. bertanya:”Jadi apa yg dimakan oleh org Islam yg beriman pada hari itu wahaiRasulullah?”Nabi menjawab:”Mereka akan merasa kenyang dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih danbertaubat. Jadi zikir-zikir itu yang akan menggantikan makanan.” H.R IbnuMajah
2. Ada bersamanya seumpamanya Syurga dan Neraka:
Di antara ujian Dajjal ialah kelihatan bersama dengannya seumpama syurga danneraka dan juga sungai air dan sungai api. Dajjal akan menggunakankedua-duanya ini untuk menguji iman org Islam kerana hakikat yg benar adalahsebalik dari apa yg kelihatan. Apa yg dikatakan Syurga itu sebenarnya Nerakadan apa yg dikatakannya Neraka itu adalah Syurga.
3. Kepantasan perjalanan dan Negeri-Negeri yang tidak dapat dimasukinya:
Kepantasan yg dimaksudkan ini tidak ada pada kenderaan org dahulu. Kalauhari ini maka bolehlah kita mengatakan kepantasan itu seperti kepantasanjet-jet tempur yg digunakan oleh tentera udara atau lebih pantas lagidaripada kenderaan tersebut sehinggakan beribu-ribu kilometer dapat ditempuhdalam satu jam”… Kami bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana kepantasan perjalanannya diatas muka bumi ini?Nabi menjawab:”Kepantasan perjalanannya adalah seperti kepantasan “Al Ghaist” (hujan atauawan) yang dipukul oleh angin yang kencang.” H.R Muslim
Namun demikian, Dajjal tetap tidak dapat memasuki dua Bandar suci umat Islamiaitu Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah.
4. Bantuan Syaitan-Syaitan untuk memperkukuhkan kedudukannya:
Syaitan juga akan bertungkus-lumus membantu Dajjal. Bagi syaitan, inilahmasa yg terbaik utk menyesatkan lebih ramai lagi anak cucu Adam a.s.



BANTIMURUNG


wisata di daerah saya


12906771731491514901 Air Terjun Bantimurung merupakan obyek  wisata alam di Sulawesi Selatan    yang sangat terkenal dan banyak dikunjungi wisatawanbaik domestik maupun internasional.  Air terjun ini memiliki lebar kurang lebih 20 meter dan tinggi 15 meter. Airnya  yang jernih dan sejuk meluncur dari atas gunung batu dengan deras sepanjang  tahun. Di bawah curahan air terjun terdapat sebuah tempat pemandian dari  landasan batu kapur yang keras dan tertutup lapisan mineral akibat aliran air  selama ratusan tahun. Kedalaman air di pemandian ini antara mata kaki hingga ke  pinggang di sebelah kiri air terjun terdapat tangga  beton setinggi 10 meter yang merupakan jalan menuju dua gua yang ada di sekitar  air terjun, yaitu Gua Mimpi dan Gua Batu.
Selain memiliki air terjun yang mempesona, kawasan wisata Air Terjun Bantimurung juga menjadi habitat berbagai spesies  kupu-kupu yang langka, sehingga penjajah Belanda pernah menjuluki tempat ini  sebagai “Kingdom of Butterfly”. Bahkan, seorang naturalis asal Inggris, Alfred Rassel Wallase, pernah tinggal  di kawasan ini selama kurang lebih satu tahun (1856-1857) untuk meneliti 150  spesies kupu-kupu yang tergolong langka itu. Hingga saat ini, para pengunjung masih dapat menyaksikan indahnya warna-warni kupu-kupu dengan berbagai spesies  yang berterbangan ke sana – ke mari di antara bunga-bunga dan semak-belukar yang memenuhi gunung batu Bantimurung.
Obyek wisata Air Terjun Bantimurung terletak sekitar 20 km dari Bandara Hasanuddin, 15 km dari kota Maros, dan 50 km dari Kota Makassar. Obyek wisata ini dapat dicapai dengan menggunakan mobil pribadi dari Kota Makassar sekitar 1 jam. Jika pengunjung berangkat dari Bandara Hasanuddin, perjalanan dapat ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit.
1290678519982136397 Selain Wisata Air Terjun yang di beri nama BANTIMURUNG, terdapat juga wisma/penginapan milik Pemerintah Kabupaten Maros yang bernama BANTIMURUNG, terletak di wilayah strategis di ibu kota Republik ini yakni DKI JAKARTA tepatnya Jakarta Pusat., terletak di Jl. Cempaka Putih Tengah No 17 A Jakarta Pusat. jarak tempuh dari bandara Soekarno Hatta yang relatif dekat yakni sekitar 40 menit membuatnya menjadi salah satu penginapan yang paling banyak di singgahi oleh para tamu baik dari Sulawesi Selatan maupun dari seluruh wilayah Nusantara.
tarif yang relatif terjangkau dan pelayanan yang memuaskan membuat banyak tamu yang sudah menjadi langganan di penginapan/wisma ini, walaupun penginapan ini milik Pemerintah Kabupaten Maros tetapi tetap di buka untuk umum.  bagi yang hobi belanja sangat terbantu karena dekat dengan Mall CEMPAKA MAS yang hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit serta 15 menit dari TUGU MONAS. untuk reservasi silahkan menghubungi CS di No Telepon (021) 4258179  atau Fax (012) 42800859.
TABE…




                                                           

Curahanku


“Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku dan lepaskanlah kekakuan lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”
(QS Thaha : 25-28)
رَبِّ ٱشۡرَحۡ لِى صَدۡرِى , وَيَسِّرۡ لِىٓ أَمۡرِى , وَٱحۡلُلۡ عُقۡدَةً۬ مِّن لِّسَانِى , يَفۡقَهُواْ قَوۡلِى , وَٱجۡعَل لِّى وَزِيرً۬امِّنۡ أَهۡلِى
My Lord! relieve my mind, And ease my task for me; And loose a knot from my tongue, That they may understand my saying


 

Hubungan Kawali (Badik) dan Tanah Luwu




 

Awal terbentuknya kerajaan luwu kaitannya dengan kebudayaan keris

Mungkin para pembaca pernah dengar bahwa awal mula berdirinya kerajaan luwu, bersamaan dengan lahirnya kebudayaan metalurgi khususnya pemakaian besi untuk senjata-senjata pusaka dan sebagainya.. dimana salah satu besi yang dianggap bertuah dan paling dicari adalah besi Luwu (bessi Ussu).
ada beberapa versi mengenai hal tersebut, diantaranya adalah .konon pembuatan keris atau senjata pusaka pada jaman itu adalah jenis senjata berpamor, yang mana bahan tersebut salah satunya adalah besi Ussu dari Luwu yang banyak mengandung meteorit dan nikel, sehingga besi Luwu (ussu) menjadi bahan pamor utama pembuatan dalam pembuatan keris, dalam buku Ensiklopedi Keris disebutkan bahwa besi Luwu dipasaran dikenal dengan nama Bessi Pamorro, sampai dengan tahun 1920 masih dijumpai di pasar Salatiga dengan harga perkilo setara dengan 50 kg beras
Senjata berpamor pada umumnya untuk keperluan senjata pusaka karena dipercaya memiliki kelebihan2 yang berhubungan dengan aura kepemimpinan,… selain besi pamor.. di Luwu juga dikenal besi khusus untuk berperang namanya besi Ponglejing yang banyak dipergunakan sebagai senjata perang khususnya dari suku To Rongkong.
Versi lain mengatakan bahwa Sebagai mana diketahui, pulau Sulawesi adalah salah satu pulau terbesar digugusan kepulauan nusantara. Nama Sulawesi juga telah menjadi misteri tentang siapa yang pada awalnya memberikan nama pulau ini menjadi pulau Sulawesi. Akan tetapi besar dugaan bahwa orang yang bersejarah memberikan nama pulau ini sebagai Sulawesi yaitu Prof.Moh.Yamin sebagai ganti dari nama yang sebelumnya yaitu Celebes yang dikenal pada zaman pemerintahan Hindia Belanda. Sebenarnya nama Celebes pada awalnya dikenalkan oleh seorang yang berkebangsaan Portugal yang bernama Antonio Calvao pada tahun 1563 .Celebes oleh Antonio Calvao dimaksudkan sebagai ” ternama” atau tanah yang makmur yang terletak digaris Khatulistiwa. Celebes bagi orang Belanda menyebutnya dari kata Cele Besi yaitu Cele ( Keris,badik atau kawali)`yang dibuat dari Bessi`( Bugis).
Sebuah anekdot dalam masyarakat yang konon menurut cerita yang dituturkan oleh seorang Belanda yang bertanya kepada seseorang yang secara kebetulan seorang bugis .Orang Belanda bertanya tentang nama tempat atau pulau, akan tetapi disalah artikan oleh orang Bugis yang menurut sangkaannya orang Belanda tersebut menanyakan nama senjatanya, lalu dijawabnya sele (keris) bessi (besi). Terlepas atas kebenaran cerita tersebut tetapi kenyataannya pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi (besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel.
Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga diluar Sulawesi, sehingga seorang novelis terkemuka Kho Ping Ho (Asmaraman) menggambarkannya dalam cerita ” Badai di laut Selatan”didalamnya diceritakan kehebatan atau keampuhan Keris Brojol Luwu yang kini telah menjadi pusaka kerajaan Airlangga.
adapun yang mengatakan bahwa asal usul pulau sulawesi adalah Sulawesi, adalah nama sebuah pulau yang berada di tengah-tengah Indonesia. Bentuknya cukup unik, seperti huruf K dan dilalui oleh garis meridian 120 derajat Bujur Timur, dan juga terhampar dari belahan bumi utara sampai selatan. Menurut wikipedia, nama Sulawesi kemungkinan berasal dari kata ‘Sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’ yang menurutnya banyak ditemukan di sekitar Danau Matana. Pada dokumen dan peta lama, pulau ini dituliskan dengan nama ‘Celebes’. Waktu saya kecil, saya pernah mendengar hikayat tidak resmi tentang asal usul nama ‘Celebes’ ini, yang mungkin saja benar. Hikayat ini dalam Bahasa Bugis…
Wettu rioloE, wettu pammulanna engka to macellaE gemme’na, no pole lopinna ri birittasi’E, lokka i makkutana ko to kampongE. To kampong E wettunna ro, na mapparakai lopinna, masolang ngi engsele’na. Na wettunna makkutana i to macella’E gemme’na, to kampong E de’ na pahang ngi, aga hatu na pau. Kira-kira pakkutanana yaro to macella’E gemme’na, mappakkoi: “Desculpar-me, qual é o nome deste local?” Yero to kampongE, naaseng ngi kapang, “agatu ta katenning?”. Mabbeli adani to kampongE, “Sele’bessi”. Pole mappakoni ro, na saba’ asenna ‘Celebes’.
Terjemahan bebas: Pada waktu lampau, pada saat pertama kali rombongan orang yang berambut merah turun dari perahu dan menghampiri penduduk setempat yang sedang bekerja membuat perahu. Pimpinan rombongan tersebut bertanya mungkin dalam bahasa Portugis yang tidak dimengerti, mungkin bertanya ‘Apa nama tempat ini?’ Penduduk yang ditanyai, karena tidak paham, hanya mengira-ngira mungkin dia ditanya benda apa yang sedang dia pegang? Dengan spontan penduduk tersebut menjawab ‘Sele’bessi’ yang artinya engsel besi. Sejak saat itu, pimpinan orang yang berambut merah mencatat lokasi yang mereka datangi bernama daerah ‘Celebes’.
Salah satu ekspedisi ilmiah dunia terkait dengan Sulawesi dilakukan oleh Alfred Russel Wallace yang mengemukakan suatu garis pembatas tentang flora dan fauna yang ada di Indonesia. Juga ekspedisi Snellius (Universitas Leiden) yang mempelajari tentang kondisi bawah permukaan sekitar Sulawesi sampai ke Maluku. Kedua ekspedisi ilmiah pada zaman tersebut menggunakan nama ‘Celebes’.
Yang menarik adalah masyarakat lokal pada waktu itu belum menyadari untuk memberikan nama ke pulau tempat mereka berdiam. Sehingga untuk hal ini, Celebes merupakan eksonim untuk pulau yang nyaris berbentuk huruf K ini. Dari Celebes ini kemudian berevolusi menjadi ‘Sulawesi’ yang menjadi endonim sampai saat ini.
tapi menurut Bapak Iwan Sumatri seorang arkeolog dari Unhas. Terkait penelitian peninggalan sejarah dan purbakala. Salah satunya adalah penelitian kerjasama Pusat Arkeologi Makassar dan The Australia National University dengan mengambil tema proyek “The origins of Complex Society in South Sulawesi (OXIS project)” yang dilakukan di kabupaten Luwu dan hasilnya ditulis dalam bukunya “Kedatuan Luwu”.
Dalam buku itu, disebutkan Kerajaan Luwu pernah memainkan peran penting pada periode keemasan Majapahit. Karena itu, nama Luwu tercatat dalam kitab Nagarakartagama yang selesai ditulis oleh Mpu Prapanca pada 1365.
Diduga, Majapahit mengadakan kontak atau hubungan niaga dengan Kedatuan Luwu dikarenakan daerah ini memiliki sumber besi yang berkualitas baik, yang pada saat itu diperlukan oleh karajaan Majapahit untuk produk peralatan senjata/keris Jawa yang terkenal karena mengandung pamor Luwu.
Tempat yang diduga sebagai sumber bahan mineral adalah daerah Matano dan beberapa daerah di Limbong. Dalam laporan OXIS project dinyatakan:“The world’s largest nickel-mining complex is located in the southern bank of Lake matano, which has led to speculation that bickellifeous iron ore from the Matano area was smelted to produce the famous pamor Luwu used in Majapahit krisses”
Dari hasil ekskavasi atau penggalian yang dilakukan di sekitar Danau Matano 1998-1999, diketahui lokasi tersebut pernah menjadi sentra industri peleburan bijih besi dengan ditemukannya terak-terak besi yang melimpah. Bijih besinya sendiri antara lain diambil dari bukit-bukit di atasnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya ditemukan lubang-lubang bekas penambangan besi kuno di perbukitan utara Danau Matano (Bukit Latajang). Lebih lanjut Pak Iwan-sapaan akrabnya- menyebutkan data-data pendukung bahwa Desa Matano pernah menjadi sentra industri dan pemukiman yang kompleks. Ditandai antara lain dengan adanya sisa benteng tanah dua lapis di sisi barat Desa Matano, mata air, batu dakon, situs pekuburan tua.
Rupanya Pak Iwan tidak puas hanya dengan bercerita. Beliaupun mengajak kami mengunjungi kompleks pekuburan Lakamandiu yang terletak di Bukit Pa’angkaburu, sekitar 10-an km dari Desa Matano.
Menurut Pak Iwan, yang juga ketua jurusan Arkelogi Unhas ini, Matano menjadi penting karena tradisi lisan banyak menyebutkan bahwa daerah perbukitan Danau Matano dipandang sebagai zona sumber bijih besi Luwu yang berkualitas dan kemungkinan besar pernah diekspor ke Jawa, dan diokupasi sejak sekurang-kurangnya abad XIV.
Bijih laterit yang kandungan besinya dikatakan sampai 50% serta nikel banyak ditemukan di atas muka tanah sekitar Danau Matano. Dari hasil ekskavasi yang telah dilakukan, temuan dominan di situs Matano berupa terak besi, arang, serpihan batuan lebih dari 700 buah dalam satu kotak ekskavasi yang berukuran 1×1 m. Serpihan batu ini diduga dipakai sebagai batu pematik api (batu api).
Temuan lainnya yaitu wadah tembikar polos maupun berhias, pipa tanah liat dan sebagainya. Bahkan, untuk pipa tanah liat ini ada dugaan digunakan untuk mengalirkan logam yang telah dicairkan karena ada indikasi lapisan cairan besi pada lekukan dalam. Pada survey awal tahu 1995 oleh tim kecil yang dipimpin oleh David Bulbeck, ditemukan sisa-sisa tanah yang teroksidasi besi sepanjang tepi danau Desa Matano yang mengindikasikan sejarah yang panjang. Data lainnya berupa serpih batu (chert), fragmen gerabah hias dan polos. Selain itu diperoleh informasi adanya areal yang disebut Rahampu’u, artinya rumah pertama, yang merupakan cikal bakal pemukiman di Desa Matano.
Situs Nuha dan Pontanoa Bangka
Selain di Desa Matano, penggalian dilakukan pada tempat lain yang dianggap sebagai unit-unit pemukiman kuno di sepanjang penggiran Danau Matano, yaitu Nuha, Sukoyo, dan Pontanoa Bangka.
Disimpulkan Matano, Nuha dan Sukoyo untuk sementara diidentifikasi sebagai tempat hunian utama. Dalam konteks populasi pinggir danau, terutama bagi komunitas Nuha dan Sukoyo, dala situasi tersebut, paling representatif menggunakan Pontanoa Bangka sebagai tempat penguburan.
Pertanggalan mengenai tungku sisa-sisa pengolahan bijih besi yang ditemukan di Nuha menunjukkan bahwa sejak 1000-1500 tahun lalu masyarakat Nuha telah mengenal pengolahan bijih besi. Meskipun masih bersifat hipotesis tetapi kemungkinan besar pada masa itu masyarakat Nuha juga telah mengenal penempaan besi menjadi alat-alat kebutuhan sehari-hari, bukan mustahil juga dibuat untuk mensuplai permintaan pasar.
Diduga sekitar 1500 tahun yang lalu, kemungkinan besar masyarakat Nuha telah memiliki kontak dengan dunia luar. Jalan darat dapat mengitari bagian punggung pengunungan sekitar Danau Matano yang kemudian dapat menembus daerah seperti cerekang dan Ussu. Pada bagian utara Nuha, jalan darat dapat menghubungkan beberapa wilayah yang berbeda dalam kawasan pesisisr timur Sulawesi Tenggara dan Tengah.
Bukti kuat interaksi Nuha dengan wilayah luar, dengan ditemukannya sisa kain yang terbuat dari kapas serta manik-manik (dua diantaranya adalah dari bahan kornelian), diduga berasal dari pertengahan millennium pertama, yakni dari tahun 410-660 Masehi atau berumur ±1520 tahun yang lalu.
Jika benar pendapat bahwa Sriwijaya merupakan salah satu tempat tertua sentra industri manik kornelian antara abad VIII-XII, bukankah bahwa manik kornelian PB menunjukkan kronologi lebih tua, dan dengan begitu memberi gasasan pada kita untuk mempertanyakan; apakah manik tersebut merupakan benda impor yang sangat mungkin berasal dari India, langsung atau tidak langsung.
Demikian juga sisa kain, boleh jadi mewakili produk kain tertua yang penah itemukan di Indonesia dan merupakan jenis tekstil yang hanya diproduksi di India. Meskipun letak geografisnya terpencil, namun terbukti, potensi sumber daya alam dan populasi yang telah menguasai keahlian dalam teknologi logam, memungkinkan daerah perbukitan Matano itu menjadi terbuka, setidaknya pernah menjalin hubungan eksternal dengan kelompok-kelompok komunitas lain dalam jaringan niaga maritim yang luas.
Hubungan itu menghidupkan arus komunikasi timbal balik dan saling ketergantungan. Jika demikian maka Nuha merupakan zona sumber alam potensial sehingga memungkinkan terjadinya barter ataupun bentuk-bentuk pertukaran kuno lainnya dari dan ke tempat ini.
Sayangnya, data arkeologi Nuha tidak tersedia cukup untuk memberi penjelasan kapan dan bagaimana pola perdagangan ataupun barter yang pernah terjadi. Tetapi kemungkinan sekali hal ini bermula dari hasil hutan seperti damar dan gaharu yang banyak ditemukan di sepanjang perbukitan dan lebah-lembah sekitar Danau Matano. Jenis interaksi ini kemudian memunculkan inovasi baru dalam bentuk pengolahan bijih besi dan besar kemungkinan menjadi komoditas utama mengikuti perkembangan pasar yang membutuhkan bahan baku pembuatan alat logam.
Pekuburan Pra Islam di Pontanoa Bangka
Pontanoa Bangka dalam bahasa lokasl berarti perahu yang ditenggelamkan ke dasar danau. Di situs ini terdapat lokasi penguburan pra islam.
Komposisi temuan ekskavasi dimulai dengan sebuah wadah gerabah yang di sekitarnya banyak ditemukan manik-manik. Di bagian bawah wadah ditemukan hamparan arang padat dan terkonsentrasi.
Pada kedalaman ±100 centimeter, ditemukan fotur yang berisi beberapa fragmen gelang dan cincin perunggu serta beberapa cangkang kemiri. Di kedalaman kurang lebih dua meter, ditemukan fitur lain yang berisi gelang, cincin, manik-manik, parang, kain dan tikar dari daun pandan/lontar(?) yang telah lapuk. Asosiasi ini kemungkinan besar merupakan satu set aksesoris perhiasan yang dibungkus dengan kain kemudian diletakkan di tas tikar bersamaan dengan parang.
Hasil analisis sejumlah sample temuan dari Pontanoa Bangka di laboratorium Australian National Universitas, Canberra, menunjukkan beberapa umur karbon. Sample arang, misalnya, yang dicuplik dari konteks kubur dengan wadah gerabah, menunjukkan pertanggalan 1000 BP. Sedangkan analisa sisa katun (kapas) serta arang dimana terdapat kubur tanpa wadah gerabah, menunjukkan pertanggalan 1500 BP atau sekitar 410-660 M. Sementara pengajuan atas sisa pekerjaan besi dari Nuha memberi bukti tentang kegiatan olah logam tertua; pertanggalan arang yang tersisa pada tungku pembakaran menunjukkan umur 1000 BP. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa lapisan pertama (kubur dengan wadah) ada situs kubur Pontanoa bangka sejaman dengan pemukiman di Nuha.
dari hal diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa di masa silam telah ada populasi lokal yang cukup memiliki keahlian dalam teknologi logam yang selama beberapa abad pernah menjadi andalan ekonomi Luwu. Dan rasanya tak mengherankan jika dikekinian ada perusahaan raksasa, seperti PT Inco yang bercokol untuk menambang dan memanfaatkan potensi mineral tersebut. ***
sumber klik disini
 
i
 
 



Laga Ligo LogiKisah-kisah dalam naskah La Galigo memang hebat, bahkan merupakan naskah epik terpanjang di dunia, bayangkan saja naskah I Laga Ligo lebih panjang dari Naskah Mahabrata di India, namun sangat disayangkan nasibnya begitu malang. Berabad-abad lamanya, epos luar biasa ini tercecer, entah mengapa seakan-akan generasi pewaris i Laga Ligo ini mengabaikan situs sejarah yang tiada tara ini.  bahkan setiap episodenya terserak ke mana-mana tanpa karuan.  Dahulu kala setiap bangsawan tanah Luwu ataupun bangsawan Bugis menyimpan beberapa penggal episodenya sediri secara turun temurun dalam keluarganya. Sehingga untuk melacak keseluruhan episode naskah tersebut, diperlukan kerja keras, serta waktu yang tidak sedikit. Sungguh bukan pekerjaan yang semudah membalikkan telapak tangan.
Salah seorang Bangsawan Tanah Luwu, sebut saja Colliq Pujie, bangsawan yang berjasa menyelamatkan naskah-naskah tersebut dari kepunahan. Beliau mengumpulkan cerita yang ada dalam naskah I Laga Ligo dalam 12 jilid kitab dengan total 2.851 halaman. 12 jilid ini merupakan ringkasan cerita La Galigo. Ia mulai mengerjakan naskah ini tahun 1852, atas dorongan seorang peneliti Belanda bernama D.R.B. F. Matthes.
Tapi sungguh ironis, meski naskah ini asli milik Indonesia (khususnya Tanah Luwu), namun yang menyimpannya justru Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Naskah ini disimpan di lantai dua. Dalam sebuah ruangan bersuhu 18 derajat Celcius. Di ruangan ini tersimpan ratusan fragmen La Galigo dalam bentuk manuskrip. Koleksi naskah La Galigo di perpustakaan ini merupakan yang paling lengkap di dunia. Karena koleksi milik bangsawan Bugis sendiri tak ada yang selengkap itu. Naskah yang berada di Leiden Belanda ini tak semuanya milik Colliq Pujie. Ada juga diantaranya milik bangsawan Bugis yang lain. Misalnya saja manuskrip dari daun palma berisi tiga episode La Galigo. Naskah ini ditemukan di sebuah rumah di Lamuru. Diserahkan oleh J.G.F. Van Son ke perpustakaan pada 20 April 1906. Namun, naskah ini tak boleh disentuh apalagi dibaca, mengingat usianya yang sudah begitu tua. Bila ingin membaca, kita dipersilahkan melihatnya dalam bentuk film mikro. Menurut Roger Tol, direktur Perpustakaan KITLV (Institut Kerajaan untuk Linguistik dan Antropologi), ada alasan khusus mengapa La Galigo tak mungkin di simpan di bumi tempat lahirnya La Galigo, Sulawesi Selatan (khususnya Tanah Luwu). Iklim daerah ini terlalu panas bagi manuskrip tua. Sedang Belanda, memiliki iklim lebih bersahabat. Tapi, mungkin ada alasan lain mengapa naskah ini disimpan di Belanda. Banyak naskah-naskah asli La Galigo yang hancur karena kecerobohan para pemiliknya. Misalnya saja sebuah naskah La Galigo milik Colliq Pujie yang diwariskan pada keturunannya. Naskah itu hancur karena kucing melahirkan di atasnya. Lalu, ketika dicuci dan dijemur,hujan malah datang dan mengguyur manuskrip, hingga lebur tak bersisa. Uh, malangnya. Sepertinya, kita memang harus belajar banyak dari Belanda, bagaimana cara memperlakukan warisan sejarah nenek moyang.
sebagian besar bersumber dari klik di sini


Aku Ingin Ke Belanda Mencari Ilmu I La Galigo





Ironi Sastra Bugis yang Terkikis

Layar putih panggung perlahan menggulung naik, satu-satu orang berbusana tradisional Bugis berjalan seirama kesunyian memasuki pentas. Mereka mengusung beragam perkakas sehari-hari. Disusul dua orang berbalut kain biru sepanjang enam meter merayap melintas di bibir bagian depan panggung. Selama 15 menit prolog lakon sastra epik besar I La Galigo itu penuh kesenyapan.

Saat kesunyian magis kian menyihir penonton, mendadak dihentak musik tabuh mengiringi tiga pria berpakaian laskar Bugis. Mereka melintas sambil melompat-lompat. Di akhir pementasan, adegan itu kembali muncul. Namun, mereka hanya berjalan mengusung benda-benda dalam bayangan kosong. Sesudahnya, seorang pemeran I La Galigo merosot turun dari tangga hidrolik ke bawah panggung. Inilah awal dan akhir cerita.

Tak kurang dari 2.000 penonton yang memadati gedung teater megah Esplanade, Rafless Street, Singapura, Jumat (14/3) pekan lalu memberikan apresiasi spontan. Mereka terhenyak berdiri dengan gemuruh tepuk tangan menggema selama beberapa menit. Tampak ikut berdiri, Menko Kesejahteraan Rakyat Jusuf Kalla bersama istri, 15 rombongan dari Jakarta. Juga dedengkot Teater Koma Nano Riantiarno bersama istri, aktris Christine Hakim, Ria Irawan, dan lainnya. Hadir beberapa pengusaha, tokoh pers Djafar Assegaf hingga ekonom Sadli.

Sungguh apresiasi hebat atas epik Bugis berlakon I La Galigo yang diusung arsitek teater kontemporer dunia, Robert Wilson. Ia berhasil mengangkat epik berumur ribuan tahun yang mulai terkikis di masyarakat Bugis. La Galigo merupakan sastra unik karena memiliki gejala khas konsisten, gaya bahasa dan alur cerita. "Epik ini sederhana dan alami, karenanya saya lebih menonjolkan kreativitas artis dengan memadukan gerakan, kata-kata, teknik lampu, musik, dan imajinasi," kata Wilson.

Keberhasilan pentas perdana ini tak lepas dari dukungan 50 aktor seniman Indonesia. Dalam kerangka artistik bersentuhan teknologi, penari dari Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Sumatera, dan Papua membuat cerita menjadi hidup. Selepas tiga hari di Singapura, I La Galigo terbang ke Amsterdam, Barcelona, Lyon, Ravenna, Italia, dan New York.

I La Galigo sejatinya karya sastra Bugis kuno yang berisi tentang genesis orang Bugis dan filosofi kehidupan manusia. Menurut peneliti Belanda Roger Tol, kitab La Galigo memiliki panjang sekitar 300 ribu baris. Dua kali lebih panjang dibanding Mahabharata dan Ramayana serta sajak-sajak Homerus dari Yunani sepanjang 160-200 ribu baris. Peneliti La Galigo selama 25 tahun ini juga menilai gaya bahasanya sangat indah.

Sedikit dialog

Robert Wilson membuka lakon ini dengan gaya tengok belakang. Awal cerita menampilkan seorang pria berpakaian Kerajaan Cina, duduk bersila membaca kitab I La Galigo yang ditulis dengan bahasa Lontar. Ia menampilkan kisah yang praktis berurutan, sejak cerita tentang kakek dan kemudian giliran ayah, dan terakhir tentang I La Galigo. Selama tiga jam tampak adegan-adegan yang terharmonisasi tarian dan musik tradisional, serta kilatan permainan cahaya. Dialog bisu di atas panggung dihidupkan 70 alat musik Bugis.

Tampak sekali Robert mengangkat teks-teks kuno berwujud puisi menjadi cerita epik sederhana. Ia ingin membawanya ke dunia masa kini yang jarang diketahui orang. Maka, ia meminimalkan dialog, yang dibawakan "dalang" pendeta bissu asli Puang Matoa Saidi. Dialog maupun cerita ringkas dalam bahasa Bugis yang dilantunkan. Untuk menuntun plot dalam bahasa Lontar halus, disediakan terjemahan bahasa Inggris di papan teks sisi kiri panggung.

Tari garapan Andi Ummu Tunru menguatkan La Galigo sebagai tradisi tua. Tari Pakarena dari Makassar, Pajoge dari Bone, Pajaga dari Luwu, Pegellu dari Toraja, dan Pamanca dari Gowa. Kostum garapan Joachim Herzog dengan warna mencolok menegaskan karakter para tokoh. Patoteque putih bersih, tokoh Batara Guru merah, tokoh Sawerigading kuning.

Kilatan permainan lampu mengganti warna-warna latar belakang cerdas mendukung penonjolan tokohnya. Sorotan snap shot menimbulkan efek tiga dimensi. Gemuruh musik perpaduan perkusi, sayatan rebab juga menyuguhkan suasana berbeda-beda.
Sebelum pementasan, Andi Ummu Tunru yang mengenakan gaun panjang cokelat kepada Koran Tempo mengatakan, penggarapan karya ini menjalani proses panjang. Mereka harus melakukan penelitian tentang kitab La Galigo selama tiga tahun. Begitu juga membuat seminar terbuka penggalian sastra La Galigo. Selepas itu, terbentuk kesepakatan menampilkannya berupa pementasan. "Persiapan pentas perdana di Singapura dilakukan selama dua minggu," katanya.

Mereka berlatih tiga kali sepekan di Benteng Fort Rotterdam, Singapura. Sebelumnya, para seniman harus belajar Pamanca di Desa Paopao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Latihan selalu berlangsung pada pukul 23.00-04.00 Wita. Latihan ditutup dengan ritual maccera, yaitu memotong ayam sebagai pertanda syukur.

Cikal bakal pertunjukan ini ketika penari Restu Kusumaningrum, koordinator artistik produksi, bersama Rhoda Grauer, produser seni dan penulis naskah lakon ini, sepakat mewujudkannya menjadi seni pertunjukan. Bersama Rahayu Supanggah mereka membuat presentasi di studio Robert Wilson di New York, dan berhasil menggaet Change Performing Arts (Italia) sebagai sponsor.

Kitab La Galigo mulanya dikumpulkan Raja Paccana, Colliq Pujie, dari lembaran-lembaran daun lontar. Ia hidup pada 1812-1876. Statusnya sebagai Raja Tanete tidak menghalangi kerjanya. Saat itu, Kabupaten Barru masih terbagi empat kerajaan: Tanete, Balusu, Malluisetasi, dan Barru.

Naskah La Galigo tersebar di beberapa negara. Selain empat di Inggris dan beberapa naskah di Belanda, lima naskah La Galigo juga tersimpan di Library of Congress Washington DC, Amerika Serikat. Naskah-naskah tersebut, Bugis (1) War betw Two Rajahs, Bugis (2) Day of Judgement-fr. The Koran, Bugis (3) A Tale, Bugis (4) A Rajah's courtship, Bugis (5) Marriage froms, etc.

Peneliti sastra Universitas Hasanuddin, Makassar, Nurhayati Rahman, menjelaskan, kitab asli La Galigo tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. Naskah itu dibawa Dr. Benjamin Frederik Matthes sekitar 1800-an. Awalnya, Matthes dikirim ke Sulawesi Selatan oleh Nederlands Bijbelgenootschap untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Bugis dan Makassar. Pulang ke Belanda, ia membawa 25 naskah Sureq La Galigo.

Rencana pementasan La Galigo sempat menuai protes medio tahun lalu. Proyek lakon ini dinilai banyak mencangkokkan unsur-unsur luar Bugis. Padahal, unsur-unsur Bugis yang menjadi landasannya justru ditinggalkan. Para seniman Sulawesi Selatan berpandangan pementasan itu bisa membangun persepsi keliru tradisi dan syair kepahlawanan yang mengakibatkan jiwa La Galigo tak utuh. Para peneliti, ilmuwan, dan seniman yang terlibat sejak awal proyek La Galigo malah ditinggalkan.

Nurhayati menjelaskan, Rhoda Grauer dan Restu Kusumaningrum dari Bali Purnati Centre for The Art, tidak menghargai hak intelektual dan para peneliti La Galigo. Padahal, Rhoda Restu hanya sebagai penghubung dengan sutradara Robert Wilson. Konon, kontroversi ini yang membuat pementasan La Galigo tidak digelar di Tanah Air. Kontroversi tersebut ditepis Jusuf Kalla yang menyebut tidak tersedianya gedung representatif sebagai penyebab.

Peneliti La Galigo yang lain, Muhammad Salim, mengatakan tidak mungkin melakonkan utuh La Galigo. Sebab lebih panjang dari epos Mahabharata dan petualangan tokoh utamanya sebanding dengan kisah Ulysses dalam Odyssey karya Homer. Diambillah keputusan mengambil salah satu bagian terpenting: awal mula manusia di bumi.
 

Selasa, 14 Desember 2010

masa-masa remaja yg mengenal cinta

Surat yang begitu indah, ternyata tempaan dan ujian dalam perjalanan hidup membuat seseorang semakin menyadari akan dirinya dari mana ia berasal, menyadari bahwa kemampuan serta semuanya yang dimilikinya sekarang bukan sesuatu yang bisa dijadikan sebuah keangkuhan tapi menjadikan dirinya semakin rendah diri, seperti ilmu padi "Semakin berisi, semakin menunduk" halah bahasanya ha..ha...
Didikan Bapak kepada anaknya yang seperti ini yang patut dan harus dicontoh oleh semua orang tua dimanapun didunia ini...
Geraldine putriku, aku jauh darimu, namun sekejap pun wajahmu tidak pernah jauh dari benakku. Tapi kau dimana? Di Paris di atas panggung teater megah… aku tahu ini bahwa dalam kehengingan malam, aku mendengar langkahmu. Aku mendengar peranmu di teater itu, kau tampil sebagai putri penguasa yang ditawan oleh bangsa Tartar.

Geraldine, jadilah kau pemeran bintang namun jika kau mendengar pujian para pemirsa dan kau mencium harum memabukkan bunga-bunga yang dikirim untukmu, waspadailah. Duduklah dan bacalah surat ini… aku adalah ayahmu. Kini adalah giliranmu untuk tampil dan menggapai puncak kebanggan. Kini adalah giliranmu untuk melayang ke angkasa bersama riuh suara tepuk tangan para pemirsa. Terbanglah ke angkasa namun sekali-kali pijakkan kakimu di bumi dan saksikanlah kehidupan masyarakat. Kehidupan yang mereka tampilkan dengan perut kosong kelaparan di saat kedua kaki mereka bergemetar karena kemiskinan. Dulu aku juga salah satu dari mereka.

Apa Sih Facebook ???

Labels:
Facebook adalah situs web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat surat-e suatu universitas (seperti .edu, .ac.uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs ini.

Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan dengan alamat surat-e apa pun dapat mendaftar di Facebook. Pengguna dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah tingkat atas, tempat kerja, atau wilayah geografis.

Hingga Juli 2007, situs ini memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serika, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya.

Tips & Trik Memikat Pria

Labels:
Setelah sebelumnya diartikel terdahulu anakmuda memposting "Tips Membuat Cewek tergila-gila", kini giliran Tips untuk para wanita agar selalu menjadi perhatian kaum adam, sebenarnya dalam diri wanita sudah ada magnet yang membuat kaum pria dapat terpikat olehnya itu semua ada secara alami dan memang diciptakannya wanita seperti itu tapi terkadang wanita kurang mengexplore diri sendiri agar kharismanya itu tidak terus menghilang karena waktu yang terus berputar, perlu diingat bahwa "Kecantikan" bukan satu-satunya daya tarik yang utama, tetapi Beauty Inside-lah(kencantikan dari dalam) yang sangat berperan dalam memunculkan sebuah kharisma yang besar bak sebuah magnet yang kuat agar semua besi apapun dapat ditarik dengan mudah. Secantik apapun kita jika tidak diimbangi dengan etika/tingkah laku yang cantik pula itu semua nonsense alias percuma karena sebenarnya pada intinya bagaimana kita bisa mengolah diri kita, menempatkan sikap kita pada lingkungan sekitar, tampil apa adanya, membuat kita dan sang pria match and enjoy dengan kita atau kalau bahasa anakmudanya "KLIK" it's simple the word kan ??, kita harus bisa mendapatkan "klik" dengan lawan jenis kita, semua lelaki mendambakan seorang wanita yang baik, cerdas, luwes, pandai bergaul dan lain sebagainya. Hal itu semua dapat diwujudkan dengan kita selalu memperbaiki diri serta sikap agar menjadi semakin lebih baik lagi. Semua tips tidak akan berlaku bila kita tidak ada niat dan keinginan untuk merubah diri, nothing perfect and nothing bad, berikut tips dibawah ini untuk para wanita yang mendambakan menjadi wanita idaman pria, gunakan sebaik-baiknya ok :

Kala Cinta Menyapa

Labels:
"Bila Aku jatuh cinta, aku mendengar nyanyian beribu dewa dewi cinta menggema dunia" begitulah kata Nidji dalam lagunya, cinta memang sulit dilukiskan dengan kata-kata, terkadang "Semua Terasa Mesra tapi Kosong", cinta menjadikan Kita lebih berarti dalam segala hal, tapi juga bisa menjadi pedang bermata terbalik, buta, serta egois, fewww...tapi itu lah cinta :sinchan
Saat cinta datang ke rumah jiwa
Mengetuk pelan pintu hati
Membawa sekeranjang perhatian
Serta setangkai kasih sayang

Sambut dengan senyum malu
Silakan masuk, duduk di sofa kalbu
Suguhkan minuman ragu
Serta sepiring kue rindu

Setelah cinta singgah
Dunia serasa indah sekali
Mendung terlihat seelok pelangi
Dan tak sabar menunggu esok datang lagi….

Kita memang tidak jatuh kedalam cinta
Dan tidak juga keluar dari cinta
Tapi kita tumbuh dan besar dalam cinta
Cinta perbanyak waktu dan peristiwa

Orang selalu berbeda mengartikannya
Tak ada yang salah, tapi…..
Tak ada yang benar sempurna penafsirannya
Karena cinta selalu berkembang
Ia seperti udara yang mengisi ruang kosong
Cinta juga serperti air
Yang mengalir kedataran yang lebih rendah
Tapi ada satu yang bisa kita sepakati bersama
Bahwa cinta akan membuat kita berbuat lebih sempurna
Cinta akan membawa sesuatu menjadi lebih baik

Mengajarkan pada kita
Betapa besar kekuatan yang dimilikinya
Paling tidak cinta membuat dunia
Yang bising dan penat ini terasa indah

Cinta mengajarkan pada kita
Bagaimana harus berlaku jujur dan berkorban
Berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan
Cinta adalah kaki-kaki
Yang melangkah membangun samudera kebaikan

Cinta adalah tangan-tangan
Yang merajut hamparan permadani kasih sayang

Cinta adalah hati yang selalu berharap
Mewujudkan dunia serta kehidupan menjadi lebih baik
:love:

Tak Sarapan Bisa Renggut Keperawanan Lebih Dini

Labels:
  • Agregar a Technorati
  • Agregar a Del.icio.us
  • Agregar a DiggIt!
  • Agregar a Yahoo!
  • Agregar a Google
  • Agregar a Meneame
  • Agregar a Furl
  • Agregar a Reddit
  • Agregar a Magnolia
  • Agregar a Blinklist
  • Agregar a Blogmarks
TOKYO-Sebuah penelitian di Jepang mengungkap, orang yang sering melewatkan kesempatan sarapan pagi, berisiko kehilangan keperawanan lebih dini. Kok bisa?

Tentu bukan karena jenis sarapannya. Masyarakat Jepang yang melewatkan kesempatan sarapan saat remaja, umumnya memiliki masalah dengan keluarga. Sementara remaja kerap menjadikan hubungan seks sebagai pelariannya.

Seperti diberitakan AFP, Jumat (26/12), penelitian tersebut melibatkan 3.000 orang yang tidak memiliki budaya sarapan pagi selama mereka dewasa. Hasilnya, rata-rata responden melakukan hubungan seks pertama kali pada usia 17,5 tahun. Data ini dibawah rata-rata hilangnya keperawanan secara keseluruhan di Jepang yaitu pada usia 19 tahun.

Sementara mereka yang masa remajanya memiliki budaya sarapan pagi rutin, rata-rata melakukan hubungan seks pertama kali pada usia 19,4 tahun. “Remaja yang memiliki masalah terkadang menjadikan hubungan seks sebagai pelarian,” kata Kunio Kitamura, kepala Japan Family Planning Association, lembaga yang melakukan penelitian ini. Kementrian kesehatan Jepang juga turut membantu penelitian ini.
“Jika remaja melakukan hubungan seks pertama kali, mereka akan pulang larut malam. Paginya mereka bangun telat dan melewatkan kesempatan sarapan,” katanya.
“Remaja yang memiliki masalah terkadang menjadikan hubungan seks sebagai pelarian,”
Jepang merupakan salah satu negera dengan angka kelahiran rendah. Ini dikarenakan budaya hidup mereka yang pekerja keras dan lebih mementingkan karir.

Studi in juga mengungkap, hampir 40 persen pasangan suami istri, tidak melakukan hubungan seks lebih dari sebulan. Alasannya sudah terlalu lelah sampai di rumah dan mereka menganggap hubungan seks itu sakit.(afp)